Home » » Inilah Wasiat Imam Ghazali Mengenai Ilmu

Inilah Wasiat Imam Ghazali Mengenai Ilmu

Posted by PENGAJIAN TASAWUF on Monday, March 27, 2017


Wahai anakku yag tercinta,

              Janganlah engkau jadi orang pemalas dari ilmu, dan janganlah engkau jadikan dirimu itu kosong daripada perkarang yang berfaedah dan yakinlah bahwasanya ilmu yang engkau dapati itu belum dapat menjamin keselamatanmu di akhirat kelak.

Contoh misalnya saja masalah ini di-ibaratkan seseorang yang membeli sepuluh bilah pedang yang tajam dan selain itu dia memebli beberapa senjata lainnya, dan juga dia adalah seseorang yang kuat dan pandai dalam masalah peperangan, maka suatu hari tiba-tiba datanglah harimau ganas dan akhirnya memakan seseorang laki-laki tersebut, maka apa pendapatmu dengan kejadian ini ?, apakah senjata yang dibeli tadi dapat membunuh si harimau tadi dengan tanpa menggunakannya ?, jawabannya sudah tentu tidak, senjata itu baru bisa digunakan dan bermanfaat fungsinya apabila si yang mempunyai senjata itu telah mempergunakannya. Maka begitulah keadaan seseorang yang telah mengetahui ratusan ribu masalah ilmu tetapi ia tidak beramal dengannya, maka segala ilmunya itu tidak akan bermanfaat kecuali setelah diamalkan. Sama pula keadaanya dengan seseorang yang tiba-tiba diserang penyakit demam panas dan sakit kuning dan dinasehatkan kepadanya untuk mengkomsumsi obat, maka akan ada hasilnya jika dia meminumkannya tetapi tidak ada hasil jika ia tidak meminum obat tersebut.

Dalam hal ini disebutkan satu sya’ir dalam bahasa arab :
كرمي دو هزار رطال همي بيمائي  #  تامي نخوري نباشدت شيدائي
“Seandainya engkau menimbang dua ribu kati arak, maka tidak akan mabuk hingga bila engkau meminumkannya”.

Maka jika engkau belajar ilmu seratus tahun lamanya, dan engkau mengumpulkan seribu buah kitab, maka engkau belum layak untuk mendapatkan rahmat Allah SWT kecuali engkau mengamalkan ilmu itu.

Allah berfirman sebagai berikut :

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (An-Najm : 39)

Dan Allah SWT berfirman lagi :

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(Al-Kahfi : 110)

Dan Allah berfirman yang lainnya :

Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (At-Taubah : 82)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (Al-Kahfi : 107-108)

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Kahfi : 70).

Dan Nabi SAW bersabda :
بُنِيَ الاِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلّا اللهُ وَ اَنْ مُحَمّدًا رَسُولُ اللهِ وَ اِقَامِ الصّلَاةِ وَ اِيْتَاءِ الزَكَاةِ وَصَوْمُ رَمَضَانِ وَ حَجِّ البَيْتِ لِمَنِ السْتَطَاعَ اِلَيْهِ سِبِيْلَا.
Islam itu dibangun atas lima perkara, yaitu bersyahadat bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhamamd adala utusan Allah dan mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan puasa pada bulan radahan dan haji ke baitullah bagi siapapun yang sanggup.

Maka iman itu adalah perkataan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan beramal dengan anggota.

Dan dalil yang menuntut kita supaya beramal itu sangat banyak sekali sehingga tidak dapat dihitung banyaknya. Dan walaupun seseorang hamba itu masuk surga hanya dengan rahmat dan kemurahan Allah Ta’la, namun rahmat Allah dan kemurahan ini didapat setelah seseorang hamba itu mempersiapkan diri dengan keta’atan dan ibadah, karena rahmat Allah itu lebih kepada hamba-hambanya yang berbuat baik.

Seandainya ada orang yang berkata, “Masuk surga itu hanya dengan semata-mata beriman”, maka kami menjawab :

“Memang begitu kenyataannya, tetapi bilakah seseorang itu dapat sampai kesana dengan selamat (yaitu masuk kedalam surga) dan berapa banyakkah halangan dan godaan yang besar-besar yang mesti dilaluinya sebelum sampai kesana”.

“Maka godaan pertama yang mesti dilaluinya ialah godaan itu sendiri, apakah ia pasti selamat daripada tercabut iman sehingga kaeakir hayatnya, dan apabila ia telah mati dalam keadaan beriman, maka apakah telah pasti pula bahwa dia tidak pemalas atau rugi”.


Dan berkata Imam Hasan Bashri (seorang ulama dan waliyullah dimasa tabi’in) rahimallahuta’ala : “Allah berfirman kepada hamba-hamabanya di hari kiamat nanti : “masuklah kamu kedalam surga dengan rahmatku, dan tentukanlah kedudukan kamu masing-masing mengikut amal kamu”. 

Sumber : 
Kitab Ayyuhal Walad
karya : Imam Al-Ghazali

Thanks for reading & sharing PENGAJIAN TASAWUF

Previous
« Prev Post

0 comments:

Post a Comment

Loading...
'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();